MAKALAH MANAJEMEN SDM
PELATIHAN
DAN PENGEMBANGAN SDM
DISUSUN OLEH :
1.
ARNI RIA WULANSARI [5130211229]
2.
ARINDA EKA SARI [5130211230]
3.
NOVARDI BERRI UTOMO [5130211234]
4.
DEVY MULYANI [5130211250]
5.
IMAS ROHIMAH [5130211280]
PROGRAM PENDIDIKAN S1 MANAJEMEN KELAS D
FAKULTAS
ILMU TEKNOLOGI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas Ridho dan Rahmat serta BarokahNya penulis
dapat menyeleseikan makalah yang berjudul “Makalah Manajemen SDM –
Pelatihan dan Pengembangan SDM”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen SDM 1
Jurusan Manajemen pada Fakultas Ilmu Teknologi dan Bisnis Universitas Teknologi
Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan baik moral maupun spiritual
sehingga makalah ini dapat terseleseikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran
untuk pengembangan penulisan selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Demikian
makalah ini penulis susun. Apabila ada kesalahan dalam penulis membuat
makalah ini, penulis mohon maaf.
Yogyakarta, September 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................
DAFTAR
ISI ...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ........................................................................................................
B.
Rumusan
Masalah ...................................................................................................
C.
Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan SDM .....................................................
B. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM ...........................................................
C. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan SDM .........................................................
D. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelatihan dan
Pengembangan
SDM .......................................................................................................................
E. Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM ............................................................
F.
Tahap-Tahap
Pelatihan dan Pengembangan SDM ..................................................
G. Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan SDM ....................................................
H. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM ............................................
I.
Ukuran Untuk
Mengevaluasi Pelatihan dan Pengembangan SDM ........................
J.
Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan SDM Terhadap Produktivitas
Kerja .......................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .............................................................................................................
B.
Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja
di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal
ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi
tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan
yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi
pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu
untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat
dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan
mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi secara
aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan
pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya. Hal ini
yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi pelatihan dan pengembangan karir
para tenaga kerja pendidikan guna mendapatkan hasil kinerja yang baik, efektif dan efisien.
Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training
and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan
yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan
pengembangan. Hal ini sebagala
upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas
pekerjaan jabatan yang dianggap belum menguasainya. Management thought
yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja yang
tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk dalam
kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan
lebih efektif dan efisien
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya
para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan
pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang
ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Dengan
melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan,
meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya. Dalarn kaitannya dengan tema iin, pemakalah
mencoba dengan menyajikan
poin-poin penting yang ada kaitannya dengan pelatihan dan pengembangan, yaitu pengertian, tujuan,
jenis-jenisnya, tahapan-tahapannya, tekniknya, manfaat dan kelemahannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian pelatihan dan pengembangan SDM?
2.
Apa tujuan
pelatihan dan pengembangan SDM?
3.
Apa manfaat
pelatihan dan pengembangan SDM?
4.
Apa saja
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelatihan dan pengembangan SDM?
5.
Bagaimana
proses pelatihan dan pengembangan SDM?
6.
Bagaimana
tahap-tahap pelatihan dan pengembangan SDM?
7.
Apa
kelemahan pelatihan dan pengembangan SDM?
8.
Bagaimana
metode-metode pelatihan dan pengembangan SDM?
9.
Bagaimana
ukuran untuk mengevaluasi pelatihan dan pengembangan SDM?
10.
Bagaimana
pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM terhadap produktivitas kerja?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
memahami tentang pelatihan dan pengembangan SDM.
2.
Untuk
mengetahui tujuan dari pelatihan dan pengembangan SDM.
3.
Untuk
mengetahui manfaat pelatihan dan pengembangan SDM?
4.
Untuk
mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi pelatihan dan
pengembangan.
5.
Untuk mengetahui
bagaimana proses pelatihan dan pengembangan SDM tersebut dilakukan.
6.
Untuk
mengetahui tahap-tahap apa sajakah yang dilakukan dalam pelatihan dan
pengembangan SDM.
7.
Untuk
mengetahui kelemahan dalam pelatihan dan pengembangan SDM.
8.
Untuk
mengetahui metode-metode apa sajakah yang digunakan dalam pelatihan dan
pengembangan SDM.
9.
Untuk
mengetahui ukuran untuk mengevaluasi pelatihan dan pengembangan SDM.
10.
Untuk
mengetahui pengaruh apa sajakah yang dapat mempengaruhi pelatihan dan
pengembangan SDM terhadap produktivitas kerja.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tumpuan dan
harapan untuk mencetak keunggulan bersaing (Competitive Adventage).
Pengembangan SDM perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme
dan keterampilan tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara
optimal. Dengan mengembangkan kecakapan tenaga kerja maka tugas yang dilakukan
pun akan lebih efisien dan produktif. Kompetensi yang harus terpenuhi dalam
pengembangan SDM adalah skill, knowledge dan ability,
pengembangan sering lakukan secara tumpang tindih dengan arti pendidikan dan
pelatihan.
Pengembangan SDM adalah proses persiapan
individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi
dalam organisasi biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual
untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan mengarah pada
kesempatan-kesempatan belajar yang didesain untuk membantu pengembangan para
pekerja. Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini
dan memiliki fokus lebih untuk jangka panjang, pengembangan mempersiapkan
karyawan untuk tetap sejalan dengan perubahan dan pertumbuhan organisasi.
Pelatihan adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan
kapabilitas untuk membantu mencapai tujuan-tujuan organisasional. Pelatihan
memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan mereka saat ini. Contohnya, menunjukkan kepada karyawan cara mengoperasikan gerinda
atau kepada supervisor cara menjadwalkan produksi harian. Karena proses ini
berkaitan dengan berbagai tujuan organisasional, pelatihan memberikan karyawan
pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasikan untuk
digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Perbedaan antar pelatihan dan
pengembangan adalah dimana pengembangan mempunyai cakupan yang lebih luas dan
berfokus pada pemberian individu dengan kapabilitas baru yang berguna untuk pekerjaan
sekarang atau masa depan.
Para pemberi kerja harus menyadari bahwa pelatihan bukan
sekedar biaya, melainkan investasi dalam modal manusia yang dapat menguntungkan
organisasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan adanya pelatihan banyak
manfaat yang bisa diperoleh seperti, meningkatnya kepuasan dan kesetiaan
pelanggan seiring bertambahnya pengetahuan mereka mengenai cara penggunaaan
produk dan jasa yang dibeli, sehingga membantu mempertahankan pelanggan dan
meningkatkan penjualan dimasa depan, serta membantu daya saing organisasional
dengan membantu retensi karyawan.
Pengertian pelatihan dan pengembangan (Schuler
&Jackson 2006, Mondy 2008), pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja
jangka pendek dalam pekerjaan (jabatan)tertentu yang diduduki saat ini dengan
cara meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) para karyawan.
Pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang
diarahkan untuk meningkatkan kompetensi selama periode waktu lebih panjang yang
melampaui jabatan saat ini guna mengantisipasi kebutuhan masa depan organisasi
yang terus berkembang dan berubah.
B.
Tujuan
Pelatihan dan
Pengembangan
Tujuan
diselenggarakan pelatihan dan pengembangan kerja menurut (Simamora : 2006 : 276)
diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja
guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun
tujuan-tujuannya sebagai berikut:
1.
Memperbaiki
kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena
kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan, kendatipun tidak dapat
memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, progaram pelatihan dan
pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini.
2.
Memuktahirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui
pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi
baru secara efektif.
3.
Mengurangi
waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten
dalam pekerjaan.
4.
Membantu
memecahkan masalah orperasional.
5.
Mempersiapkan
karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi
karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.
6.
Mengorientasikan
karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa penyelenggara
orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para karyawan
baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7.
Memenuhi
kebutuhan pertumbuhan pribadi.
C.
Manfaat
Pelatihan dan
Pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar
dalam menentukan efektivitas
dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program
pelatihan dan pengembangan (Simamora : 2006 : 278)
adalah:
1.
Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.
Mengurangi
waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang
dapat diterima.
3.
Membentuk
sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.
Memenuhi
kebutuhan perencanaan semberdaya manusia.
5.
Mengurangi
frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.
Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat di atas membantu baik
individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang
berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit
organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer
berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati
semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk
memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar.
E.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan dan
Pengembangan
1.
Dukungan
manajemen puncak.
2.
Komitmen
para manajer, baik spesialis maupun generalis.
3.
Kemajuan
teknologi, terutama komputer dan internet.
4.
Kompleksitas
organisasi yang menyebabkan tugas-tugas dan interaksi menjadi lebih rumit.
5.
Gaya
belajar.
6.
Fungsi-fungsi
SDM lainnya.
F.
Proses Pelatihan dan Pengembangan
LINGKUNGAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL
G.
Tahap-Tahap Pelatihan dan Pengembangan
Dalam
tahapan ini menurut (Gomes : 2003 :204) terdapat paling kurang tiga
tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni penentuan kebutuhan
pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
1.
Penentuan
Kebutuhan Pelatihan (assessing training needs) adalah lebih sulit untuk
menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada dari pada
mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua-duanya sama.
Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan atau menentukan apakah
perlui atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut. Dalam tahapan ini
terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu :
a.
General
treatment need, yaitu
penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi
pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seseorang pegawai
tersebut.
b.
Oversable
performance discrepancies,yaitu jenis
penilain kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap
berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyan, dan evaluasi kinerja, dan
dengan cara meminta para pekerjaan untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya
sendiri.
c.
Future human
resources needs, keperluan
pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja, tetapi lebih
berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu yang akan datang
2. Mendesain program pelatihan (designing a training
program), sebenarnya persoalan performasi bisa diatasi melalui perubahan
dalam system feedback, seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan.
Atau akan lebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa
percobaan. Jika pelatihan merupakan solusi terbaik maka para manajer atau
supervisor harus memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana harus
dijalankan. Ada dua metode dan prinsip bagi pelatihan :
a. Metode pelatihan : metode pelatihan yang tepat tergantung
pada tujuannya. Tujuannya atau saran pelatihan yang berbeda akan berakibat
pemakai metode yang berbeda pula.
b. Prinsip umum bagi metode pelatihan : metode tersebut
harus memenuhi prinsip-prinsip seperti motivasi para peserta pelatihan,
memperlihatkan keterampilan, harus konsisten dengan isi pelatihan, peserta
berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan untuk perluasan keterampilan,
memberikan feedback, mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan, harus
efektif dari segi biaya.
3. Evaluasi efektivitas program (evaluating training
program effectivenees) Untuk meningkatkan usaha belajarnya, para pekerja
harus menyadari perlunya perolehan informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan
baru dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan
H.
Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan
Beberapa
kelemahan pelatih dapat menyebabkan
gagalnya sebuah program peltihan. Suatu pemahaman terdahap masalah potensial
ini harus dijelaskan selama pelatihan pata trainer. (Simamora : 2006 : 282).
Kelemahan-kelemahan meliputi:
1.
Pelatihan
dan pengembangan dianggap sebagai
obat untuk semua penyakit organisasional.
2.
Partisipan
tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
3.
Sebuah
teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan keberhasilan yang
sama.
4.
Kinerja
partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
5.
Informasi
biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
6.
Ketidakadaan
atau kurangnya dukungan manajemen.
7.
Peran
utama penyelia/atasan tidak diakui.
8.
Pelatihan
bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang dapat diveifikasi.
9.
Sedikit
atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
I.
Metode Pelatihan dan Pengembangan
Program-program pelatihan dan
pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi
dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan dan
pengembangan manajemen. (Decenzo & Robbins : 1999 : 230):
1.
Metode
praktis (on the job training)
Teknik-teknik
on the job training
merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang
pekerjaan baru dengan dilatih
langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai
macam teknik on the job
training ini yang bisa digunakan dalam
praktek meliputi beberapa program sebagai
berikut:
a)
Rotasi
jabatan
Karyawan
berpindah jabatan dari jabatan satu ke jabatan lain untuk membuat karyawan ahli
dalam berbagai pekerjaan.
b)
Latihan
instruksi pekerjaan
Karyawan
langsung mengerjakan pekerjaannya saat ini, sedangkan instrukturnya bisa
pelatih khusus, atasan / supervisor, atau rekan kerja yang berpengalaman.
c)
Magang
(apprenticeships)
Karyawan
belajar pada karyawan lain yang lebih berpengalaman, meskipun bisa juga dikombinasikan
dengan pelatihan di kelas di luar jam kerja.
d)
Pembimbing (Coaching)
Seorang
pembimbing (Coach) berusaha memberi contoh untuk ditiru karyawan yang
sedang dilatih, dan biasanya dilakukan langsung oleh supervisor / manajer.
2.
Latihan di
luar jam kerja (off the job training)
Teknik-teknik off the job,
dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (articial)
suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah
untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta.
Metode yang bisa digunakan adalah:
a.
Ceramah dan
persentasi video
b.
Vestibule
training
c.
Role Playing
dan Behavior Modelling
d.
Studi Kasus
e.
Simulasi
f.
Belajar Mandiri
dan Pembelajaran Terprogram
g.
Pelatihan
Laboratorium
h.
Action
Learning
i.
Bussiness
Game (Permainan Bisnis)
J.
Ukuran Untuk Mengevaluasi Pelatihan dan Pengembangan
1.
Opini
peserta
2.
Tingkat
pembelajaran
3.
Perubahan
perilaku
4.
Pencapaian
tujuan pelatihan dan pengembangan
5.
Benchmarking
K.
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan SDM Terhadap
Produktivitas Kerja
Secara filosofi, produktivitas merupakan pandangan hidup
dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Keadaan hari esok harus lebih baik dari hari ini, pandangan seperti ini yang
akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus
mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.
Secara
definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan kerja antara hasil yang
dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang digunakan
persatuan waktu. Definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran.
Walaupun secara teori dapat dilakukan, tetapi dalam praktik sukar dilaksanakan
karena sumber daya masukan dipergunakan umumnya berbagai macam dan dalam porsi
yang berbeda.
Di bidang
industri produktivitas mempunyai arti ukuran yang relatif nilai atau ukuran
yang ditampilkan oleh daya produksi yaitu sebagai campuran dari produksi dan
aktivitas; sebagai ukuran yaitu seberapa baik kita menggunakan sumber daya
dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Upaya
peningkatan kualitas kerja menurut Siagian : 2002, antara lain:
1.
Perbaikan
terus-menerus, suatu organisasi akan dihadapkan pada tuntutan yang terus-menerus
berubah, baik secara internal (perubahan strategi organisasi, pemanfaatan
teknologi, kebijaksanaan) ataupun eksternal, yaitu perubahan yang terjadi
dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan perannya
masyarakat.
2.
Peningkatan
mutu hasil kerja, yang perlu ditingkatkan bukan saja pada mutu internal seperti
mutu pada sebuah produk perusahaan, tetapi juga pada eksternal karena akan
tercermin dalam interaksi organisasi dengan lingkungannya yang pada gilirannya
akan membentuk citra organisasi di mata berbagai pihak di luar organisasi.
3.
Pemberdayaan
SDM, seperti mengakui harkat dan martabat manusia, perkayaan mutu kekayaan dan
penerapannya manajemen yang partisipatif melalui proses demokratisasi dalam
kehidupan organisasi.
Pelatihan dan pengembangan SDM dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan. Dengan meningkatkan keahlian, pengatuhan, serta
wawasan, sikap karyawan pada tugas-tugasnya dengan pengetahuan yang didapat
dalam pendidikan dan pelatihan akan merubah tingkah laku, guna mendapatkan
produktivitas yang tinggi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian
SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung
jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).
Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan
kinerja individu dalam jabatan atau funsi saat ini.
Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahlian inividu yang harus dipersiapkan bagi
kepentingan jabatan yang akan datang.
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi
terhadap sejumlah problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga
dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian
yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja.
Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama yang
dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi
mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan
benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap,
perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana
kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan,
keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung
jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya
berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
B. Saran
Dalam pelatihan pengembangan terdapat tiga tahapan penting yang
harus dilakukan oleh sebuah organisasi atau instansi. Pertama tahapan
penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan. Ketiga tahapan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
terima kasih, materinya membantu saya untuk dijadikan bahan tugas . :)
BalasHapusIya sama-sama. Terimakasih atas kunjungan nya
Hapus